Kamis, 10 Januari 2013

Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif




TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA
“ JENIS KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF “

                                
                                    OLEH :
Ø  NAMA             : Albert Sumintro Sihombing
NIM                       : 32012050
Ø  NAMA             : Muhammad Sutrisna
NIM                       : 3201205092
Ø  NAMA             : Yuniartika
NIM                       : 3201205068

                               JURUSAN                          :  AKUNTANSI
                               PRODI                                :  AKUNTANSI  D3
                               DOSEN PEMBIMBING   : Dewi Putri Anggraeni , S.Pd





POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur kehidupan di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam juga kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi. Terima kasih pula kepada teman-teman di Politeknik Negeri Pontianak yang telah memberikan sumbangsih sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. 
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibuat oleh penulis guna menunjang proses belajar yang kini tengah dijalani oleh penulis. Adapun judul makalah ini adalah “Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif”. Di dalam makalah ini dijelaskan tentang Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif. Dimana ddalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berfikir dibidang terkait dengannya.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam memahami lebih jauh tentang Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif.
Sekian dan terima kasih.


Pontianak,      Desember 2012                                      


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................   
DAFTAR ISI ..........................................................................................................  
BAB I    PENDAHULUAN..................................................................................
A.   LATAR BELAKANG..............................................................
B.   RUMUSAN MASALAH.........................................................
C.   TUJUAN....................................................................................
BAB II     ISI...........................................................................................................
A.   JENIS KALIMAT ...................................................................
B.   KALIMAT EFEEKTIF..........................................................
BAB III     PENUTUP..........................................................................................
A.   KESIMPULAN........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta pikir baik secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan jenis kalimat dan kalimat efektif secara tepat dan benar. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami pembaca.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.    Mengetahui bagaimana cara menggunakan Jenis Kalimat secara tepat
2.    Mengetahui bagaimana cara menggunakan Kalimat Efektif secara teepat

C.   TUJUAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


BAB II
ISI
A.   JENIS JENIS KALIMAT
Kalimat merupakan gabungan dari beberapa kata yang memiliki makna. Kalimat memegang peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, selain huruf, suku kata, kata dan frase. Bagian dari sistem linguistik ini perlu dipahami lebih dalam agar dapat membantu dalam pembelajaran.Pada konsepnya kalimat memiliki berbagai jenis. Berikut jenis-jenis kalimat:
A.  Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
-  Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
-  “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
-  Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
-  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
*  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyi
.                   S          P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin
.               S          P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
.                    S             P
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:
1.            Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
-  Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
-  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
-  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-  Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
-  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
-  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.            Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2.  Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3.  Akibat: hingga, sehingga, maka
4.  Syarat: jika, asalkan, apabila
5.  Perlawanan: meskipun, walaupun
6.  Pengandaian: andaikata, seandainya
7.  Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8.  Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah
9.  Pembatasan: kecuali, selain
10.  Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat
11.  Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
-  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
3.  Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
-   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
.          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
-  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2.  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-  Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
-  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-  Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
-   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.           S               P                  K
-   Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.     S            P                              O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E.  Berdasarkan Susunan  Subjek – Predikat
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Ambilkan koran di atas kursi itu!
.          P                       S
Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
.       S           P                          K


2.  Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.            S                 P            O                     K
Aku dan dia bertemu di cafe ini.
.             S             P             K
.
F.  Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1.  Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
-  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
-  Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
·                     Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
·                     Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang  Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
·                     Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
·                     Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kaliamat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).
Contoh:
·                     Mereka akan berangkat besok pagi.
·                     Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.            Kalimat Aktif  Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:    Eni mencuci piring.
.                 S        P         O1
2.            Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
·                     Mereka berangkat minggu depan.
      S           P              K
·                     Amel menangis  tersedu-sedu di kamar
     S                 P                          K
3.             Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
·                     Dian kehilangan pensil.
.              S          P            Pel.

·                     Soni selalu  mengenderai sepeda  motor ke kampus.
.             S                     P                      Pel                   K
2.  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.            Kalimat Pasif  Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
·                     Piring dicuci Eni.
.            S        P      O2
2.            Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
·                     Ku pukul adik.
.           O2    P      S
·                     Saya sampaikan pesanmu.
.            O2        P               S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1.            Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2.            Awalan me- diganti dengan di-.
3.            Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :   Bapak  memancing ikan. (aktif)
.                Ikan  dipancing oleh bapak. (pasif)
4.            Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :   Aku harus mengerjakan PR. (aktif)
.                PR harus kukerjakan. (pasif)



KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
A.           Bentukan kata harus sesuai EYD
B.           Struktur kalimat tepat
C.           Kesejajaran
D.           Kontaminasi
E.           Pleonasme
F.            Menggunakan kata baku
G.           Kelogisan
H.           Selalu menggunakan EYD

A.           Bentukan kata

Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1.            Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.            Guru menugaskan siswanya membuat karangan.

Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1.            Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.            Guru menugasi siswanya membuat karangan.

B.           Struktur kalimat

Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.            Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.            Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.

Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1.                   Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2.                   Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.



C.           Kesejajaran

Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1.            Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.            Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1.            Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.            Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.

D.           Kontaminasi

Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1.            Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2.            Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3.            Buku itu sudah dibaca oleh saya.

Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.            Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2.            Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3.            Buku itu sudah saya baca.

E.           PLEONASME
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1.    Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1.    Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ø   Jenis – Jenis Kalimat dapat digolongkan dalam beberapa kelompok,  yaitu :
A.   Berdasarkan Pengucapan
B.   Berdasarkan Jumlah Prafasa
C.   Berdasarkan Isi atau Fungsinya
D.   Berdasarkan Unsur Kalimat
E.   Berdasarkan Susunan Subjek – Predikat
F.   Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
G.   Berdasarkan Subjeknya

Ø   Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis

SYARAT KALIMAT EFEKTIF :

1.     Bentukan kata harus sesuai EYD
2.     Struktur kalimat tepat
3.     Kesejajaran
4.     Kontaminasi
5.     Pleonasme
6.     Menggunakan kata baku
7.     Kelogisan
8.     Selalu menggunakan EYD

DAFTAR PUSTAKA

iwayanlukman.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-kalimat.html
echanfebriharvandha.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar