TUGAS
KELOMPOK BAHASA INDONESIA
“
JENIS KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF “
OLEH :
Ø
NAMA : Albert Sumintro Sihombing
NIM : 32012050
Ø
NAMA : Muhammad Sutrisna
NIM : 3201205092
Ø
NAMA : Yuniartika
NIM : 3201205068
JURUSAN : AKUNTANSI
PRODI : AKUNTANSI
D3
DOSEN PEMBIMBING : Dewi Putri Anggraeni , S.Pd
POLITEKNIK
NEGERI PONTIANAK
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT sebagai
pencipta dan pengatur kehidupan di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat,
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
juga kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, junjungan umat Islam,
pembawa kebenaran di muka bumi. Terima kasih pula kepada teman-teman di
Politeknik Negeri Pontianak yang telah memberikan sumbangsih sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam
mata kuliah Bahasa
Indonesia yang dibuat oleh penulis
guna menunjang proses belajar yang kini tengah dijalani oleh penulis. Adapun
judul makalah ini adalah “Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif”. Di dalam makalah ini dijelaskan tentang Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif. Dimana ddalam makalah ini diharapkan
lebih membuka wawasan berfikir dibidang terkait dengannya.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam makalah ini, penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu
dalam memahami lebih jauh tentang Jenis Kalimat dan Kalimat Efektif.
Sekian dan terima kasih.
Pontianak, Desember 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR
ISI ..........................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................
A.
LATAR BELAKANG..............................................................
B.
RUMUSAN MASALAH.........................................................
C.
TUJUAN....................................................................................
BAB II ISI...........................................................................................................
A.
JENIS KALIMAT ...................................................................
B.
KALIMAT EFEEKTIF..........................................................
BAB
III PENUTUP..........................................................................................
A.
KESIMPULAN........................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulisan,
dari segi rasa harsa dan cipta serta pikir baik
secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam
menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian
Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta
dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat
tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa
Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih
dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa
tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan jenis
kalimat dan kalimat efektif secara tepat dan
benar.
Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah
ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan kalimat
yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang baik
mudah dipahami pembaca.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Mengetahui bagaimana cara menggunakan
Jenis Kalimat secara tepat
2.
Mengetahui bagaimana cara menggunakan
Kalimat Efektif secara teepat
C.
TUJUAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
BAB II
ISI
A. JENIS JENIS KALIMAT
Kalimat
merupakan gabungan dari beberapa kata yang memiliki makna. Kalimat memegang
peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, selain huruf, suku kata,
kata dan frase. Bagian dari sistem linguistik ini perlu dipahami lebih dalam
agar dapat membantu dalam pembelajaran.Pada konsepnya kalimat memiliki berbagai
jenis. Berikut jenis-jenis kalimat:
A. Berdasarkan
Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara
cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt
yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini
biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya
atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan
sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena
kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang
menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak
langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa dia senang sekali
karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera
dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah
Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki
satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat
tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat
dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud
adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
.
S
P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas
dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur
itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat
diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri
atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam
ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada
pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda),
seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel
pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus,
barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5.
Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah,
dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia,
untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab
berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang
sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3
ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih
kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
1.
Kalimat
Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat
tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata dan
atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di
halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata tetapi,
sedangkan,
namun, melainkan. Kedua
kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara berkembang,
sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas itu,
melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan besok atau
minggu depan.
- Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal
dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga
sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh
masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu
dan kemudian,
untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan nama-nama juara
melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.
Kalimat
Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki
pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih
penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian
yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang
dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab,
oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat,
seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda: dengan
tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan
alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern.
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami
berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja
karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih
bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum
selesai.
.
C. Berdasarkan Isi atau
Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan
memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah
biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan
partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan
kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon,
tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di
rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya
memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda
titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini
mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung
besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara
ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang
terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk
memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini
diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana,
dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai
dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan
untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan
biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan
tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat.
Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di
dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu mengenakan kaos
hijau dan celana hitam.
.
S
P
O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak
sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja
atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam,
perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E. Berdasarkan
Susunan Subjek – Predikat
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya
mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi
kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu,
dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini
biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi
itu!
.
P
S
- Sepakat kami untuk
berkumpul di taman kota.
.
S
P
K
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari
unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia
(S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka
sejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
- Aku dan dia bertemu di
cafe ini.
.
S P
K
.
F. Berdasarkan Bentuk
Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat
tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti
oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika
saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala
perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan
tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut
disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.
Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum
kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat.
Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.
Contoh:
·
Karena
sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
·
Setelah
1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang
Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat
yang simetri.
Contoh:
·
Bursa
saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
·
Jika
stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya
melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat
berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata
kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja),
misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
·
Mereka
akan berangkat besok pagi.
·
Kakak
membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Kalimat
Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat
diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam
me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci
piring.
.
S
P O1
2.
Kalimat
Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang
tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini
biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1.
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
·
Mereka berangkat minggu
depan.
S
P K
·
Amel menangis
tersedu-sedu di kamar
S P
K
3.
Kalimat
Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif
karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
·
Dian kehilangan pensil.
. S
P Pel.
·
Soni selalu mengenderai
sepeda motor ke kampus.
. S
P
Pel
K
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya
dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata
kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1.
Kalimat
Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat
aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
·
Piring dicuci Eni.
. S
P O2
2.
Kalimat
Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek
pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain.
Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan
di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja
aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
·
Ku pukul adik.
. O2
P S
·
Saya sampaikan pesanmu.
. O2
P
S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat
pasif :
1.
Subjek
pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2.
Awalan
me- diganti dengan di-.
3.
Tambahkan
kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing
ikan. (aktif)
.
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4.
Jika
subjek kalimat aktif
berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan
predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus mengerjakan PR.
(aktif)
.
PR harus kukerjakan. (pasif)
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan
atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
A.
Bentukan kata harus sesuai EYD
B.
Struktur kalimat tepat
C.
Kesejajaran
D.
Kontaminasi
E.
Pleonasme
F.
Menggunakan kata baku
G.
Kelogisan
H.
Selalu menggunakan EYD
A.
Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1.
Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.
Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan
yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan
objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan
objek yang diam.
Perbaikannya :
1.
Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.
Guru menugasi siswanya membuat karangan.
B.
Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.
Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.
Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada
subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi Sementara
pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh
munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
Perbaikannya :
1.
Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2.
Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
C.
Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1.
Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah,
perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.
Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk
dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
Perbaikannya :
1.
Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah,
perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.
Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang
masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
D.
Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1.
Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan
wanita.
2.
Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3.
Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata
dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan
bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
Perbaikannya:
1.
Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2.
Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3.
Buku itu sudah saya baca.
E.
PLEONASME
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø
Jenis – Jenis
Kalimat dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu :
A. Berdasarkan Pengucapan
B. Berdasarkan Jumlah Prafasa
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
E. Berdasarkan Susunan Subjek – Predikat
F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
G. Berdasarkan Subjeknya
Ø
Kalimat Efektif
Kalimat efektif
adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara
atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
1. Bentukan kata harus sesuai EYD
2. Struktur kalimat tepat
3. Kesejajaran
4. Kontaminasi
5. Pleonasme
6. Menggunakan kata baku
7. Kelogisan
8. Selalu menggunakan EYD
DAFTAR PUSTAKA
iwayanlukman.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-kalimat.html
echanfebriharvandha.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar